Dili, Timor-Leste — Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Agência Nacional para a Avaliação e Acreditação Académica, I.P. (ANAAA) Timor-Leste dalam rangkaian kegiatan Acreditação Programática de 2025 yang digelar pada 26 Februari 2025 di Pusat Budaya Indonesia (PBI), Dili. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia untuk Timor-Leste sebagai bentuk dukungan terhadap kolaborasi pendidikan kedua negara.
Inisiasi kerja sama antara kedua lembaga telah berlangsung sejak akhir 2024 melalui sejumlah pertemuan daring dan luring. Salah satu pembahasan penting dilakukan pada 17 Desember 2024 di Jakarta, di mana LAMSAMA dan ANAAA memaparkan kerangka akreditasi serta mengidentifikasi ruang kolaborasi, sebelum akhirnya berlanjut ke penandatanganan MoU di Dili.

(dari kiri) Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU. ASEAN Eng., Dr. Nilton D. Paiva Mau, Prof. Drs. Roto, M. Eng., Ph.D., dan Prof. Dr. Intan Detiana Muchtadi, S.Si, M.Si.

Rapat inisiasi kerja sama antara LAMSAMA dan ANAAA
Kerja sama berlanjut ke pendandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara LAMSAMA dan ANAAA di Timor-Leste. Delegasi LAMSAMA dipimpin oleh Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., ASEAN Eng., selaku Direktur Dewan Eksekutif LAMSAMA. Turut hadir Prof. Drs. Roto, M. Eng., Ph.D., Wakil Direktur Akreditasi LAMSAMA, serta Haerul Ahmadi, S.Si., M.Si., staf akreditasi LAMSAMA. Delegasi disambut oleh jajaran ANAAA, termasuk Direktur Eksekutif ANAAA, Dr. Nilton D. Paiva Mau.


Proses penandatanganan MoU antara LAMSAMA dan ANAAA
Pada pembukaan acara, Presiden ANAAA, Dr. Azevedo Lourenço da Costa Marçal, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi Timor-Leste dalam memperkuat penjaminan mutu eksternal pendidikan tinggi, khususnya di bidang sains, ilmu formal, ekonomi, dan bisnis. Ia menekankan bahwa MoU ini membuka peluang pertukaran pengetahuan, penguatan instrumen akreditasi, serta peningkatan kapasitas asesor di Timor-Leste.
Dalam sesi diskusi, Dr. Nilton Paiva turut memaparkan kondisi pendidikan tinggi di Timor-Leste. Saat ini terdapat 19 perguruan tinggi dan 149 program studi yang berada di bawah koordinasi ANAAA. Proses pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi baru ditetapkan melalui mekanisme kelayakan bertahap, dengan keputusan akhir berada pada ANAAA. Setelah disetujui pemerintah, ANAAA melakukan pembinaan dan pemantauan mutu selama tiga tahun, kemudian melaksanakan reakreditasi berkala setiap lima tahun. Berdasarkan evaluasi terakhir, baru dua universitas yang meraih peringkat A/UNGGUL, sementara sisanya masih berada pada peringkat B dan C. Ia menyampaikan harapannya agar kerja sama dengan LAMSAMA dapat memperkuat standar dan kapasitas penjaminan mutu di Timor-Leste.
Pertemuan ini membahas berbagai peluang kolaborasi mulai dari pengembangan instrumen akreditasi, pendampingan teknis, peningkatan kompetensi asesor, penguatan sistem informasi mutu, hingga kesempatan bagi asesor ANAAA untuk menjadi pengamat dalam proses asesmen LAMSAMA di Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU. ASEAN Eng. menyampaikan bahwa LAMSAMA menyambut baik kesempatan berkolaborasi dengan ANAAA. “Kunjungan ini membuka ruang kolaborasi yang sangat penting bagi kedua lembaga. LAMSAMA siap berbagi pengalaman, keahlian, dan praktik terbaik yang kami terapkan dalam sistem akreditasi di Indonesia. Kami percaya bahwa peningkatan kualitas pendidikan adalah agenda bersama, dan kerja sama ini akan memberikan dampak nyata bagi perkembangan pendidikan tinggi di Timor-Leste,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa akreditasi LAMSAMA dapat menjadi acuan penting bagi lulusan perguruan tinggi di Timor-Leste, khususnya bagi mereka yang ingin melanjutkan studi di Indonesia.
Kehadiran Atdikbud Republik Indonesia untuk Timor-Leste, Prof. Ikhfan Haris, turut memberikan dukungan atas kolaborasi ini. Atdikbud menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia siap mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Timor-Leste melalui berbagai program pertukaran pelajar, pelatihan, dan kolaborasi akademik lainnya. Kehadiran Indonesia dalam acara tersebut sekaligus menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan.
Selain penandatanganan MoU, LAMSAMA juga melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pimpinan Universidade Oriental Timor Lorosa’e (UNITAL) di Rektorat UNITAL, Dili. Diskusi difokuskan pada pemaparan alur dan prosedur akreditasi LAMSAMA serta eksplorasi peluang bagi UNITAL untuk mengembangkan program studi di bidang sains dan ilmu formal. Meski UNITAL saat ini belum memiliki program studi khusus di bidang tersebut, universitas telah memiliki SDM dosen dengan latar belakang sains dan ilmu formal yang mengajar di program pendidikan fisika dan matematika, sehingga menjadi modal awal bagi pendirian program studi baru di masa mendatang.

FGD LAMSAMA dan UNITAL
Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, LAMSAMA dan ANAAA berharap kerja sama ini dapat memperkuat ekosistem penjaminan mutu di kedua negara, mendorong harmonisasi standar, serta membuka peluang pengembangan kapasitas yang lebih luas bagi perguruan tinggi di Timor-Leste.