Depok, LAMSAMA – Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA) resmi menetapkan asesor Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 3.0 tahun 2025 setelah melalui rangkaian seleksi yang berlangsung sejak Mei hingga Juli. Proses ini menjadi bagian penting dalam upaya memperkuat kualitas penjaminan mutu program studi bidang sains alam dan ilmu formal di seluruh Indonesia.
Penetapan asesor ini menjadi langkah strategis mengingat LAMSAMA akan mulai menggunakan IAPS 3.0 pada akhir tahun 2025, menggantikan IAPS 1.0 yang selama ini digunakan. Perubahan instrumen akreditasi ini menuntut adanya pembaruan pemahaman dan kompetensi asesor, sehingga diperlukan rekrutmen asesor baru yang telah dibekali pemahaman menyeluruh terhadap sistem dan indikator penilaian IAPS 3.0.
Seleksi asesor diawali pada bulan Mei dengan tahapan seleksi administrasi yang dilaksanakan bersamaan dengan tes psikologi yang bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI). Calon asesor yang lolos pada tahap awal kemudian mengikuti pelatihan daring pada 12–16 Juni 2025, yang disertai penilaian pre-test dan post-test. Setelah pelatihan, mereka menjalani seleksi mock up pertama melalui sistem SALAM 3.0 untuk melakukan penilaian Asesmen Kecukupan (AK). Tahapan berikutnya adalah mock up kedua, yang mencakup penilaian AK dan simulasi Asesmen Lapangan (AL) dengan mengacu pada indikator matriks penilaian IAPS 3.0 LAMSAMA.
Salah satu proses Rekrutmen Calon Asesor LAMSAMA yang dilakukan secara daring
Dari total 361 pendaftar, sebanyak 188 peserta dinyatakan lolos seleksi. Komposisi peserta yang lolos mencerminkan keberagaman asal perguruan tinggi, yakni 69% dari PTNBH, 18% dari PTN, 5% dari PTN Agama, 1% dari PTKL, dan 7% dari PTS. Dari jumlah tersebut, 98 di antaranya merupakan asesor IAPS 1.0 yang kembali lolos seleksi, sementara 90 lainnya adalah asesor IAPS 3.0.
Para asesor yang lolos juga mewakili berbagai bidang studi, antara lain Biologi (24%), Bioteknologi (3%), Fisika (17%), Geofisika (1%), Geografi (4%), Ilmu Kelautan (1%), Kimia (30%), Matematika (16%), dan Statistika (6%). Penilaian kelolosan didasarkan pada nilai pre-test dan post-test, kualitas hasil penilaian mock up, serta kesesuaian penilaian dengan indikator akreditasi LAMSAMA.
Direktur Dewan Eksekutif LAMSAMA, Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU. ASEAN Eng., menekankan bahwa asesor memiliki peran strategis dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Para asesor berperan sebagai garda terdepan dalam memastikan setiap program studi memenuhi standar akreditasi. Dengan pemahaman mendalam tentang sistem dan mekanisme penilaian LAMSAMA, mereka bisa memberikan evaluasi yang akurat dan konstruktif. Kami berharap para asesor mampu bekerja profesional, tepat sasaran, dan berorientasi pada mutu,” ujarnya.
Ketua Panitia Rekrutmen sekaligus Wakil Direktur Operasional LAMSAMA, Prof. Dr. Muktiningsih Nurjayadi, M.Si., menambahkan bahwa pembekalan selama pelatihan menjadi bekal penting dalam menjalankan tugas akreditasi.
“Kami ingin memastikan setiap asesor memahami sistem, mekanisme, penjaminan mutu, kriteria, dan teknik penilaian akreditasi LAMSAMA terutama pada IAPS 3.0. Dengan kompetensi tersebut, mereka bisa memberikan penilaian yang objektif, akurat, dan berdampak positif pada peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
LAMSAMA menyampaikan apresiasi kepada seluruh pendaftar, baik yang lolos maupun yang belum lolos pada seleksi tahun ini. Partisipasi aktif para dosen di bidang sains alam dan ilmu formal menjadi bukti nyata komitmen bersama untuk membangun kualitas pendidikan tinggi.
Pengumuman hasil seleksi lengkap dapat diakses melalui tautan ini.