LAMSAMA Sosialisasikan Instrumen Akreditasi Baru IAPS 3.0 kepada Para Stakeholder
Dari kiri: Dr. Dra. Melania Suweni Muntini, MT., Prof. Dr. Hasniah Aliah, M.Si., Prof. Dr. Retno Widowati, M.Si., Prof. Dr. Iwan Sugihartono, M.Si., Dr. Berry Juliandi, M.Si., Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU. ASEAN Eng., Prof. Drs. Roto, M.Eng, Ph.D., Dr. Hadi Nasbey, S.Pd., M.Si., dan Prof. Dr. Muktiningsih Nurjayadi, M.Si.
Depok, 12 April 2025 — Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA) menggelar kegiatan sosialisasi awal kebijakan instrumen akreditasi baru bagi para stakeholder di Kantor LAMSAMA, Depok. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendiskusikan penyusunan Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) versi 3.0 yang dirancang untuk menjawab kebutuhan akreditasi nasional maupun internasional.
Sosialisasi ini dihadiri oleh jajaran Dewan Eksekutif LAMSAMA, Plt. Ketua Majelis Akreditasi LAMSAMA, Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., selaku Plt. Direktur Belmawa Ditjen Dikti, Prof. Dr. Hasniah Aliah, M.Si., selaku Wakil Sekretaris Eksekutif MIPAnet, dan perwakilan beberapa dekan.
Plt. Ketua Majelis Akreditasi, Prof. Dr. Iwan Sugihartono, M.Si., membuka kegiatan dengan memaparkan bahwa IAPS 3.0 merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya (IAPS 1.0), dan ditargetkan untuk diluncurkan secara resmi pada Juli 2025. Dalam paparannya, Prof. Iwan menekankan pentingnya kontribusi aktif dari para stakeholder dalam memberikan masukan terhadap instrumen yang sedang disiapkan.
“Harapannya, kita bisa saling berdiskusi dan memberikan kontribusi positif dari kedua belah pihak. LAMSAMA tidak hanya ingin menjadi lembaga akreditasi di level nasional, tetapi juga berdaya saing internasional,” ujar Prof. Iwan.
Instrumen IAPS 3.0 sendiri mengalami restrukturisasi besar dari 9 menjadi 6 kriteria utama, yang meliputi tata kelola dan penjaminan mutu, pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, capaian dan luaran, serta analisis dan penetapan program pengembangan. Kriteria ini didesain saling terhubung dan mengacu pada standar akreditasi internasional sebagai bagian dari continuous improvement.
Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Direktur Akreditasi, menegaskan bahwa LAMSAMA tengah berproses untuk menjadi lembaga akreditasi berstandar global, antara lain dengan upaya menjadi anggota penuh International Network for Quality Assurance Agencies in Higher Education (INQAAHE). Ia juga menjelaskan fleksibilitas masa akreditasi unggul yang kini dapat disesuaikan berdasarkan hasil asesmen.
“Sesuai Permen 53 Tahun 2023, LAM berhak menetapkan masa berlaku akreditasi. Maka kami menawarkan akreditasi unggul selama 1, 2, atau 5 tahun. Harapannya, prodi didorong untuk mencapai akreditasi unggul maksimal,” jelas Prof. Roto.
Dalam sesi diskusi, Wakil Direktur Keuangan Dr. Dra. Melania Suweni Muntini, M.T., menyoroti pentingnya penyusunan panduan dan suplemen yang lebih rinci agar proses akreditasi dapat berjalan dengan lebih transparan dan objektif. Hal ini turut diamini oleh Wakil Direktur Operasional Prof. Dr. Muktiningsih Nurjayadi, M.Si., yang menyampaikan bahwa LAMSAMA telah menjalankan satu siklus evaluasi untuk akreditasi unggul 1 tahun dan melihat peningkatan signifikan pada hasilnya.
Sebagai penutup, Direktur Dewan Eksekutif LAMSAMA, Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., ASEAN Eng., menegaskan kembali komitmen lembaga untuk terus memperkuat posisinya di mata para pemangku kepentingan baik nasional maupun internasional.
“LAMSAMA berkomitmen menjadi lembaga akreditasi yang kredibel dan diakui secara luas oleh para stakeholder. Kami berharap IAPS 3.0 ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan tinggi sains alam dan ilmu formal di Indonesia,” pungkas Prof. Mitra.
Ke depannya, LAMSAMA akan melakukan sosialisasi lanjutan yang lebih rinci mengenai IAPS 3.0 secara khusus kepada Unit Pengelola Program Studi (UPPS) dan Program Studi (PS), guna memastikan kesiapan seluruh pihak dalam mengimplementasikan instrumen akreditasi terbaru ini.
